ujian kesabaran

24 November 2009
19 hari setelah kepulangan anakku
Waktu terasa berjalan dengan sangat lambat. Belum banyak aktivitas yang dapat kulakukan untuk mengisi hari-hari panjang itu, paling cuma baca buku, nonton tv, ngenet, sedikit beres-beres rumah, tidur, makan…ya… cuma sekitar itu saja lah.
Sebisa mungkin aku tak mau membiarkan pikiranku melayang tak tentu arah, karena hampir bisa dipastikan kalau aku melamun aku selalu ingat Yasir, lalu….perih itu terasa lagi dan akhirnya air mataku mengalir tak terbendung.
Kebetulan dalam salah satu buku yang aku baca, ada satu tulisan yang sangat mengena di hatiku, mungkin itu salah satu obat yang Allah berikan padaku. Pak fauzil adzim dalam bukunya yang berjudul “ membuka jalan ke surga” menyebutkan bahwa kematian seseorang disaat belum ada dosa yang bisa dicatat, ketika belum ada keburukan yang akan membebani maka kematiannya bukanlah sebuah tragedi, tapi merupakan bentuk kasih sayang Allah kepadanya. Dan kalaupun ada air mata yang menetes maka biarkanlah itu menjadi penghangat hati, karena orang setaqwa apapun bisa merasakan kesedihan.

Aku juga membaca beberapa buku lain, siapa tahu luka dihatiku bisa sedikit terobati, dan aku pun menemukan beberapa hadist yang insyaAllah bisa menjadi motivasi bagiku, diantaranya dalam sebuah hadist Qudsi:
Rasulullah saw bersabda: Allah swt berfirman: “ apabila telah aku bebankan kemalangan (bencana) kepada salah seorang hamba-Ku pada badannya, hartanya atau anaknya, kemudian ia menerimanya dengan kesabaran yang sempurna, maka Aku merasa enggan menegakkan timbangan baginya pada hari kiamat atau membukakan buku catatan amalannya baginya.” (HR. Qudha’i, Dailami,Hakim, Turmudzi, dari Anas ra.)
Dalam penjelasannya disebutkan bahwa makna hadist itu adalah bahwa orang yang mampu menerima bencana dengan sabar dijanjikan Allah dia akhirat nanti tidak akan melalui proses hisab (perhitungan amal baik dan buruk). wallahu ‘alam bi shawwab, yang jelas aku yakin kalau janji Allah selalu benar, jadi yang harus ku lakukan sekarang hanyalah bersabar semaksimal mungkin..
Sabar… kata itu mudah dikatakan tapi sulit dilakukan.
Aku pernah mendengar seseorang yang berkata bahwa tiap orang itu diuji pada titik terlemahnya agar (jika lulus ujian) orang tersebut bisa bertambah derajat taqwanya. Wallahu ‘alam benar atau tidak, tapi jika memang seperti itu, mungkin Allah juga sayang padaku & juga suamiku sehingga kami yang masih rendah tingkat kesabarannya ini Allah berikan ujian agar kami bisa menjadi orang yang lebih baik dan lebih dekat kepada-Nya. Amiin…
InsyaAllah kami bisa lulus dari ujian kali ini.

Komentar

Postingan Populer